Berita Narkoba (Video)

Kamis, 19 Februari 2009

Publik Figur dan Narkoba (1)

MANTAN JUARA TINJU DUNIA INDONESIA MERINGKUK DI SEL


Tragis. Mantan juara tinju dunia Ellyas Pical ditangkap karena jualan ekstasi. Elly kini meringkuk di sel polda.
Masih banyak orang ingat, 20 tahun yang lalu Elly jadi legenda. Ia merebut sabuk juara dunia kelas superterbang versi IBF dari petinju Korea Selatan yang temperamental, Judo Chun. Tangan kiri Elly benar-benar merontokkan lawan. Pertarungan itu digelar di Istora Senayan pada Sabtu 4 Mei 1985 dan disiarkan langsung oleh satu-satunya televisi yang ada di Indonesia: TVRI. Tepuk tangan membahana di mana-mana ketika anak Ibu Pertiwi mengukir sejarah bertaruh nyawa. Elly menjadi petinju Indonesia pertama yang meraih gelar juara dunia di usia 25 tahun. Elly yang lahir di Saparua, 24 Maret 1957 kini tinggal di Jalan Duta Bintaro, Blok C/22, Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang. Nyong Ambon itu kemudian ditangkap polisi di Lantai IV Mille's International Executive Club alias Diskotek Mille's. Diskotek ini terletak di Gedung Hari-Hari di kompleks Lokasari, Jalan Mangga Besar, Jakarta Barat. Elly ditangkap Rabu (14/7) sekitar pukul 00.30 WIB. Selain Elly, dua wanita dan seorang pria rekan Elly juga ditangkap oleh tim reserse narkoba Polda Metro Jaya. Barang bukti yang diamankan adalah 19 butir ekstasi yang diedarkan oleh Elly dalam kapasitasnya sebagai anggota satpam diskotek. Kanit Narkoba Polda Metro Jaya Kompol Sukisno yang mendampingi Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Tjiptono menjelaskan, Elly dkk diintai sudah lama. Untuk melancarkan operasinya guna mendapatkan barang bukti, polisi menyamar sebagai konsumen. Mereka berbaur dengan para pengunjung diskotek tersebut untuk kemudian memesan ekstasi yang sangat digandrungi para tamu. Ini dilakukan mulai Selasa (12/7) malam. Sasaran pertama bukan Diskotek Mille's tapi Diskotek Athena yang terletak di Jalan Kalibaru, Tambora, tak jauh dari Jembatan Intan. Dalam penyamaran ini polisi menemukan kelompok atau jaringan Ellyas Pical yang menguasai beberapa konsumen. Kelompok ini ternyata menggunakan dua wanita sebagai ujung tombak pemasaran. Salah satu wanita yang jadi komplotan Elly adalah AAH (24) atau Aih yang berasal dari Desa Jaya Mukti, RT 05/02, Panca Tengah, Kabupaten Tasikmalaya. Nama wanita sengaja disembunyikan karena masih dalam pengembangan. polisi. Aih bekerja sama dengan Dede Jaenudin (25), yang juga berasal dari Tasik. Aih dan Dede beroperasi di halaman parkir Diskotek Athena dan di sana pula, mereka ditangkap. Polisi menyita 15 butir ekstasi warna kuning dan satu butir ekstasi warna biru. Perburuan polisi dilanjutkan ke Diskotik Milles di Lokasari, Mangga Besar. Sebab, jaringan di dua diskotek ini saling bekerja sama. Yang pertama dibekuk di Diskotek Mille's adalah Lisdianah (33) yang tinggal di Jalan Mangga Besar XIII. Dari tangan wanita itu polisi menyita 3 butir ekstasi seharga Rp 300.000 sebagai barang bukti. Ketika diinterogasi, Lisdiana mengaku barang haram itu milik Ellyas Pical. Untuk membekuk Ellyl tidak begitu sulit karena pria mantan petinju kidal itu selalu berada di Diskotik Mille's sebagai penjaga keamanan.Beberapa rekan Elly sesama anggota satpam menolak memberikan penjelasan seputar kasus ini. Tapi mereka mengakui Elly bekerja di diskotek dan ini diperkuat oleh beberapa penjual rokok. Kurang lebih dua tahun Elly alih profesi sebagai petugas keamanan tapi selalu kena shift malam mulai pukul 22.00 WIB hingga 07.00 WIB. "Gampang dibohongi" Penangkapan Ellyas Pical karena narkoba sangat menampar dunia olah raga Indonesia. Ketua Umum KONI Pusat Agum Gumelar pun prihatin. "Saya prihatin, kalau memang Elly Pical tertangkap karena kasus narkoba. Apalagi, saat ini pemerintah sedang melakukan perang besar-besaran melawan narkoba," kata Agum di Senayan, kemarin. "Saya akan mencoba untuk mencari kejelasan tentang kasus ini," tambahnya. Sedangkan mantan juara dunia kelas terbang mini versi IBF, Nico Thomas yang ditemui terpisah, tak yakin Elly bersalah. Nico menduga Elly sengaja diperalat seseorang untuk melancarkan bisnis barang haram itu."Elly 'kan gampang dibohongi. Saya tahu persis dengan hal itu. Makanya, saya tidak yakin Elly Pical melakukan tindakan yang kurang terpuji," ujarnya. Senada dengan Agum, Nico juga mengungkapkan rasa prihatin dengan kasus yang dialami Elly Pical. "Saya terus terang prihatin dengan hal ini. Sebab, gelar juara dunia yang diperolehnya dengan mempertaruhkan nyawa tercoreng hanya karena kasu
s narkoba ini," katanya.

Sumber : http://www.narkoba-metro.org/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar